Halo Sobat Magister! Long term investment adalah strategi investasi yang dilakukan dengan membeli aset atau sekuritas dan memegangnya untuk jangka waktu yang panjang, biasanya lebih dari satu tahun. Long term investment sering disebut juga dengan investasi jangka panjang
Tujuan dari long term investment adalah untuk mencapai pertumbuhan modal yang signifikan atau menghasilkan pendapatan pasif dari dividen, bunga, atau keuntungan modal.
Sumber: shutterstock .com
Contoh Instrumen Investasi yang Sering Digunakan Dalam Long Term Investment
1. Saham
Saham adalah bentuk kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Ketika seseorang membeli saham perusahaan, mereka sebenarnya membeli sebagian kecil dari perusahaan tersebut dan menjadi pemilik saham perusahaan tersebut.
Saham sering diperdagangkan di pasar saham, di mana investor dapat membeli dan menjual saham untuk mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian.
Saham mewakili bagian dari modal perusahaan dan memberikan hak kepada pemilik saham dalam perusahaan tersebut.
Dengan memiliki saham, investor memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan harga saham dan/atau mendapatkan dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham.
Untuk mengetahui jenis saham dapat melihat artikel pada https://bursaindonesia.com/
2. Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, atau lembaga lain sebagai cara untuk meminjam uang dari investor.
Ketika seseorang membeli obligasi, mereka sebenarnya memberikan pinjaman kepada penerbit obligasi dan menjadi kreditur penerbit tersebut.
Dalam pertukaran untuk pinjaman tersebut, penerbit obligasi berjanji untuk membayar bunga secara teratur kepada pemegang obligasi dan mengembalikan jumlah pokok pinjaman pada tanggal jatuh tempo.
Obligasi dapat menjadi instrumen investasi jangka panjang yang populer.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa obligasi sering digunakan untuk tujuan long term investment adalah :
a. Pendapatan Tetap
Obligasi umumnya memberikan pembayaran bunga yang tetap dan teratur kepada pemegang obligasi.
Hal ini dapat memberikan pendapatan pasif yang stabil selama jangka waktu investasi.
Pendapatan bunga ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan finansial atau diinvestasikan kembali untuk meningkatkan portofolio.
b. Keamanan Relatif
Obligasi sering dianggap sebagai instrumen investasi yang relatif lebih aman dibandingkan dengan saham atau instrumen investasi lain yang memiliki volatilitas yang lebih tinggi.
Obligasi pemerintah atau obligasi perusahaan yang memiliki peringkat kredit yang tinggi dapat memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi.
c. Diversifikasi
Memasukkan obligasi ke dalam portofolio investasi dapat membantu dalam diversifikasi risiko.
Obligasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan saham, sehingga dapat membantu mengimbangi fluktuasi harga dan nilai portofolio secara keseluruhan.
d. Keuntungan Modal
Selain bunga yang dibayarkan secara teratur, obligasi juga memiliki potensi keuntungan modal jika nilai obligasi naik di pasar sekunder.
Jika suku bunga turun setelah pembelian obligasi, harga obligasi dapat naik, sehingga pemegang obligasi dapat menjual obligasi dengan harga lebih tinggi daripada harga beli awal.
3. Reksa Dana
Reksa dana adalah salah satu instrumen investasi yang bisa digunakan untuk tujuan jangka panjang.
Definisi lainnya yaitu wadah yang mengumpulkan dana dari berbagai investor dan dikelola oleh manajer investasi profesional.
Dana yang terkumpul kemudian diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, pasar uang, dan sebagainya.
4. Properti
Dalam properti, Long term investment adalah strategi di mana Anda membeli properti dengan tujuan mempertahankan kepemilikan dan memanfaatkannya sebagai sumber pendapatan atau untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang melalui apresiasi nilai properti.
Namun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional keuangan atau agen properti yang berpengalaman sebelum melakukan investasi properti jangka panjang. Mereka dapat memberikan saran yang lebih terperinci dan sesuai dengan keadaan pribadi Anda.
5. Komoditas.
Saat memilih instrumen investasi untuk jangka panjang, penting untuk melakukan riset dan analisis yang teliti untuk memahami potensi pertumbuhan, risiko, dan likuiditas yang terkait dengan setiap jenis investasi.
Dalam komoditas, long term investment adalah strategi di mana Anda membeli komoditas fisik atau berinvestasi dalam instrumen keuangan yang terkait dengan harga komoditas dengan tujuan memperoleh keuntungan dari apresiasi nilai komoditas tersebut dalam jangka panjang.
Komoditas adalah produk yang diperdagangkan di pasar komoditas dan dapat berupa barang mentah seperti logam, energi, pertanian, atau komoditas berbasis finansial seperti mata uang, suku bunga, atau indeks.
Contoh Komoditas yang sering digunakan untuk Long Term Investment adalah
1. Logam Mulia (Emas, Perak, Platinum): Emas, perak, dan platinum telah menjadi instrumen investasi yang populer dalam jangka panjang.
Mereka digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan mata uang, serta memiliki potensi apresiasi nilai dalam jangka panjang.
2. Minyak dan Gas: Investasi dalam minyak mentah dan gas alam dilakukan melalui instrumen keuangan seperti kontrak berjangka atau ETF (Exchange Traded Funds).
Permintaan global yang tinggi terhadap energi membuat minyak dan gas menjadi pilihan populer untuk investasi jangka panjang.
3. Komoditas Pertanian: Berinvestasi dalam komoditas pertanian seperti gandum, jagung, kedelai, dan kakao bisa menjadi pilihan jangka panjang.
Harga-harga komoditas pertanian dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti cuaca, permintaan global, dan kebijakan pemerintah.
4. Logam Industri (tembaga, nikel, aluminium): Logam industri digunakan dalam berbagai industri manufaktur dan konstruksi.
Permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas dapat menciptakan peluang investasi jangka panjang dalam logam-logam ini.
5. Komoditas Berbasis Indeks: Ada juga produk investasi yang melacak indeks komoditas yang mencakup berbagai komoditas.
Hal ini memungkinkan investor untuk mendiversifikasi portofolio mereka secara luas dalam berbagai komoditas.
Kelebihan Long Term Investment Adalah
1. Pertumbuhan modal: Dengan memegang investasi selama jangka waktu yang panjang, Anda dapat mengambil keuntungan dari pertumbuhan nilai aset seiring berjalannya waktu.
Meskipun fluktuasi pasar pendek mungkin terjadi, investasi jangka panjang cenderung menghasilkan hasil yang lebih stabil dan meningkat seiring waktu.
2. Dividen dan bunga: Beberapa instrumen investasi, seperti saham dan obligasi, dapat menghasilkan pendapatan pasif berupa dividen dan bunga.
Pendapatan ini dapat digunakan kembali untuk meningkatkan investasi atau sebagai sumber pendapatan tambahan.
3. Diversifikasi portofolio: Dengan melakukan long-term investment pada berbagai instrumen investasi, Anda dapat melakukan diversifikasi portofolio Anda.
Diversifikasi membantu mengurangi risiko dengan membagi investasi Anda di berbagai sektor, industri, atau kelas aset.
4. Manfaat pajak: Di beberapa yurisdiksi, investasi jangka panjang dapat memberikan manfaat pajak seperti perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atau pengurangan pajak atas keuntungan modal jangka panjang.
Kelemahan Long Term Investment Adalah
1. Volatilitas pasar: Meskipun investasi jangka panjang bertujuan untuk mengatasi fluktuasi jangka pendek, pasar keuangan tetap dapat mengalami volatilitas yang signifikan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Harga aset dapat naik dan turun secara signifikan, yang dapat mempengaruhi nilai investasi Anda.
2. Risiko inflasi: Inflasi adalah peningkatan umum dalam harga barang dan jasa dari waktu ke waktu.
Jika tingkat inflasi melebihi tingkat pengembalian investasi Anda, maka daya beli Anda bisa berkurang.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan potensi pertumbuhan investasi yang dapat mengimbangi risiko inflasi.
3. Kendala likuiditas: Investasi jangka panjang cenderung kurang likuid dibandingkan dengan investasi jangka pendek.
Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual atau mengonversi investasi Anda menjadi uang tunai jika Anda membutuhkannya dalam waktu singkat.
Hal ini bisa menjadi masalah jika Anda menghadapi kebutuhan keuangan mendesak atau perubahan situasi pribadi yang membutuhkan dana yang cepat.
4. Risiko spesifik aset: Setiap aset memiliki risiko tersendiri. Misalnya, jika Anda berinvestasi dalam saham individual, ada risiko perusahaan mengalami kerugian atau gagal, yang dapat mempengaruhi nilai investasi Anda.
Risiko seperti itu dapat mempengaruhi kinerja jangka panjang portofolio investasi Anda.
5. Keterbatasan akses ke dana: Jika Anda mengalokasikan dana dalam investasi jangka panjang, Anda mungkin mengalami keterbatasan dalam mengakses dana tersebut sebelum jangka waktu yang ditetapkan.
Jika situasi keuangan Anda berubah atau Anda membutuhkan dana untuk tujuan mendesak, mungkin tidak mudah untuk mengambil atau mencairkan investasi jangka panjang.
6. Perubahan situasi pribadi: Selama jangka waktu investasi jangka panjang, situasi pribadi Anda bisa berubah. Anda mungkin menghadapi perubahan dalam kebutuhan keuangan, tujuan investasi, atau preferensi risiko.
Mengubah atau menjual investasi jangka panjang sebelum jangka waktu yang ditetapkan dapat berdampak pada hasil investasi dan biaya transaksi.
Demikian penjelasan terkait dengan Long Term Investment. Seluruh informasi tersebut bisa menjadi referensi. Nantikan informasi tentang kampus lainnya di website magistermanajemen.com